"cesi"
kau taburi ribuan kasturi di mata air, di pertengahan kau tancapkan jutaan belati, hingga aku tak mampu melewati muara kebahagiaan sejati.
telah mencapai ribuan hari kita bersama, hanya hampa yang ku rasa. sudah jutaan pembuktian yang ku beri, balasmu hanya besutan yang meluka. bukan kah selama ini ku telah memberikan yang terbaik untuk mu, apakah? kurang cukup, apakah? belum puas. tenaga hanya tinggal sembilan persen lagi, tak mampu lagi untuk melanjutkan cerita ini. mengertilah.
Kini tidak ada lagi harumnya kasturi, yang ada malahan bau lumpur yang menyengat, berserta luka-luka.
lika-liku ku lewati, namun tak menemukan lurusnya alir. telah membiru sudah karena terbentur kerasnya bebatuan. Sering kali batinku tersangkut disela-sela belati-belati yang merapat. mana harapan yang kau taburi dulu, mengapa? kau tancapkan rasa pedih. semuanya telah mendarat ketepian luka, terkujur resah dengan derita. sampai menyebabkan tak sampai kemuara bahagia.
ku lihat sikap mu begitu tenang atas mendaratnya ku, tak ada sama sekali keresahan, tak tampak di raut wajahmu. mungkin saja hati mu telah ikut membatu, bisa jadi lebih keras dari itu. sampai hati sekali dirimu membiarkan hati seseorang mendarat tanpa pengikat.
Ganjil sudah kisah ini. cinta mengalir tak bermuara, terdampar bersama ranting-ranting derita.
Demikian...
*Rico
**Sekedar fiksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar